Rantauan (Mencoba Hidup Mandiri)
Berada dalam rantauan
adalah salah satu hal yang tidak pernah ku pikirkan, bagaimana rasanya. Dalam pikiranku,
merantau adalah hal biasa. Karena suatu saat pasti kita akan meninggalkan rumah
kita, zona nyaman kita dan mencoba hal baru lalu menjadi manusia yang baru. Sesimpel
itu. Pergi dari rumah, suatu saat pasti kembali. Tetapi, kenyataanya adalah
lain. Aku merasakan suatu hal yang sangat berbeda, dari 18 tahun hidupku selama
ini. Berada dalam zona nyaman dan lingkaran hidupku sendiri. Bahwa hidup itu
bukan hanya soal prestasi dan kepintaran, ada banyak hal di luar sana.
Saat tahu aku lolos
SBMPTN 2018 adalah aku telah menjadi mahasiswa. Pergi segera dari rumah ku. Keseruan
dalam mempersiapkan pindahan ke kost, membuatku begitu semangat segera berada
dalam kampus impianku. Sibuk dengan tugas awal ospek, rasa berdebar bertemu
teman-teman baru. Bertanya-tanya apakah aku akan bisa dengan mudah berkenalan? Apakah
aku bisa mendapat teman?
Jujur saja aku adalah
seorang introvert, cukup kesulitan dengan orang baru. Walau sebenarnya, aku
bisa melewati semua itu. Kecemasan-kecemasan tentang banyak hal baru adalah aku
harus menghadapinya. Bagaimanapun, ini adalah prosesku untuk menjadi lebih
baik. Belajar langsung dari kehidupan, sendiri. Merenung setiap malam, setelh
seharian berada di kampus. Terkadang menangis, bukan karena rindu. Tetapi merasa
ada sesuatu yang hilang sekaligus yang baru. Hilang karena terasa hanya tembok
kamar kos, buku-buku, dan barang-barang. Berisik asing di lingkungan baru. Ada yang
baru, banyak pengalaman dan berbagai pandangan baru yang bisa dipelajari.
Rasanya aneh,
menyenangkan, rindu, bercampur jadi satu. Dalam rantauan, aku belajar banyak
hal. Bahwa kita tidak bisa hanya hidup dalam lingkaran kita sendiri. Seberapa berani
kah dirimu sendiri, menghadapi dunia di luar sana yang tidak bisa kamu
prediksi? Ada banyak kemungkinan dan kesempatan. Bukan soal seberapa
beruntungnya kamu, seberapa pintarnya kamu, seberapa banyak relasimu, tetapi
seberapa banyak kamu bisa belajar dan memperbaiki diri. Bersyukur dalam setiap
keadaan, berusaha keras tetapi tak lupa untuk berserah diri.
Ada banyak ambisi di
sekitarmu, ada banyak impian dan mimpi di sekitarmu. Dimana letak dirimu
sebagai manusia, diantara milyaraan manusia. Apakah hanya mengejar ambisi?
Aku takut terhadap
diriku sendiri, jika aku hanya mengejar materi. Aku takut jika aku berambisi
hingga memangsa teman sendiri. Dalam rantauan ini, banyak renungan di kepalaku.
Ada banyak pertanyaan, semoga bisa terjawab.
Dalam pikiranku, untuk
pulang ke rumah nanti. Aku tidak mungkin hanya sekedar pulan membawa lelah. Bagaimana
orang tuaku bekerja keras sedangkan aku hanya begitu saja? ketika melihat
teman-teman banyak yang pulang kampong. Aku justru berpikir, apakah aku harus
pulang? Baru sebentar saja, kenapa tidak mencoba memahami lingkungan kos ku? Karena,
menurutku, pulang saja bukan hanya membawa lelah. Tetapi nantinya ada sesuatu
yang bisa aku ceritakan, yang bisa aku rindukan pula saat pulang ke rumah.
Apa yang kamu alami
ketika pertama kali dalam rantauan?
Ini
curahan hati seorang yang dalam rantauan.
Komentar
Posting Komentar