Resensi Novel | Aroma Karsa - Dee Lestari | Kisah Magis Tentang Aroma
RESENSI NOVEL
AROMA
KARSA – DEE LESTARI
Judul : Aroma Karsa
Penulis : Dee Lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Genre : Fiksi
Cetakan ke : 3, 2019
Jumlah halaman : 710 halaman
SINOPSIS
Dari sebuah
lontar kuno, Raras Prayagung mengetahui bahwa Puspa Karsa yang dikenalnya
sebagai dongeng, ternyata tanaman sungguhan yang tersembunyi ditempat rahasia.
Obsesi Raras
membuu Puspa Karsa, bunga sakti yang konon mampu mengendalikan kehendak dan
cuma bisa diidentifikasi melalui aroma, mempertemukannya dengan Jati Wesi.
Jati memiliki
penciuman luar biasa. Di TPA Bantar Gebang. Tempatnya tumbuh besar, ia dijuluki
si Hidung Tikus. Dari berbagai pekerjaan yang dilakoninya untuk bertahan hidup,
satu yang paling Jati banggakan, yakni meracik parfum.
Kemampuan Jati
memikat Raras. Bukan hanya mempekerjakan Jati di perusahaannya, Raras ikut
mengundang Jati masuk ke dalam kehidupan pribadinya. Bertemulah Jati dengan
Tanaya Suma, anak tungga Raras, yang memiliki kemampuan serupa dengannya.
Semakin jauh
Jati terlibat dengan keluarga Prayagung dan Puspa Karsa, semakin banyak misteri
yang ia emukan, tentang dirinya dan masa lalu yang tak pernah ia tahu.
~~**~~
Baru
bisa beli dan dapat novelnya 2020 ini. Tetapi sudah mendengar betapa novel ini
membius banyak pembacanya sejak novel ini diterbitkan. Semenjak Intelegensi
Embun Pagi tamat kubaca. Susah menemukan novel dengan kisah magis dari penulis
lain. Cerita-cerita dari Dee Lestari selalu hadir dan dekat dengan kehidupan,
yang dibungkus indah melalui plot yang tidak bisa ditinggalkan. Rasa penasaran
tentang kisah apalagi yang akan diceritakan membuatku memutuskan membeli
novelnya. Walau sebenarnya menunggu ada seorang teman yang punya novelnya dan
berbaik hati meminjamkan hehehehe. Dan kisahnya bahkan terlalu nyata untuk jadi
novel fiksi. Walau 710 halaman adalah jumlah yang terlihat mustahil dilahap
cepat, tapi aku berhasil menuntaskannya dalam waktu 2 hari saja. Aroma Karsa
telah membiusku dalam kisah yang mengalir indah, membujuk untuk segera
diselesaikan.
Dari
beberapa novel yang aku baca, jarang sekali ada yang membahas mengenai
ketajaman indera penciuman. Dee membawakan kisah yang menarik tentang bagaimana
jika manusia memiliki ketajaman indera penciuman setara dengan hewan-hewan?
Diikuti insting-insting yang mustahil untuk dimiliki manusia modern. Ini
benar-benar menarik. Dee mengambil pendekatan melalui budaya Indonesia
khususnya keratin-keraton di Jawa dan kisah-kisah Majapahit dibanding mengambil
pendekatan sci-fi. Ini yang membuat
Aroma Karsa semakin magis. Seperti dongeng era modern tetapi nyawa keindahan
cerita tidak hilang.
Tokoh
favorit ku adalah Jati Wesi. Yang pada awalnya sempat ku kira perempuan eh
ternyata laki-laki. Ketangguhan Jati dalam bertahan hidup, bagaimana ia bisa
beradaptasi dengan kemampuan penciumannya dan dapat berpenghasilan dari itu
adalah contoh untuk kita bisa menjadi sekuat pohon jati. Seperti namanya. Rasa
penasaran adalah pendukung kekuatan Jati Wesi untuk mengeskplorasi
kemampuannya, segila apapun caranya ia akan lakukan. Dan semakin diajak
berkelana dalam Aroma Karsa. Kita akan bertemu dengan kenyataan masa lalu Jati.
Tentang bagaimana kemampuan penciumannya yang tajam ia dapatkan, mengapa ia
berakhir di TPA, dan siapa ia sesungguhnya.
Seandainya
ini bukan novel romansa dan menjadi novel petualangan-kriminal, akan menjadi
kisah seru seorang detektif dengan penciuman tajam mengungkap kejahatan. Ugh,
maaf. Aku agak kecewa dengan kisah romansa di sini. Memang tidak kuat, tapi
terlalu apa ya. Bukan lugu. Hanya saja tokoh-tokohnya dibawa mabuk cinta.
Geregetan sendiri bacanya. Sedikit menyayangkan keputusan Jati pada suatu
situasi (nanti spoiler kalo diceritain). Saking cintanya dia harus melawan
siklus yang dibentuk khusus- eh spoiler nanti hehehhe. Intinya, tokoh Jati
disini kuat dan memikat. Bahkan menurutku lebih memikat Jati dari pada si Puspa
Karsa itu sendiri.
Menahan
diri untuk tidak SPOILER agak susah. Aroma Karsa terlalu magis untuk
kuumbar-umbar. Biarkan kalian penasaran dan membaca ceritanya. Kalau kalian
suka ceirta yang dekat dengan budaya-budaya Indonesia dibalut dengan dongeng
yang dekat dengan keseharian kita, ini adalah novel yang cocok.
Yang
jelas, sedari awal aku membaca ceritanya. Tanaya Suma adalah pembawa rasa tidak
enak. Selalu ada yang tidak beres dengan reaksi-reaksinya dan keputusan yang
diambil berkaitan dengan Jati-Puspa Karsa-Kemara. Mungkin hanya aku, tapi aku
merasa Suma termasuk sebagai villain.
Selain Raras yang super keras kepala (sebagai villain sejak awal). Tidak ada yang menandingi betapa dingin sikap
Raras untuk mencapai keinginnya. Raras super tamak. Singkatnya itu. Dan ia
mendapat ganjaran dari ketamakannya. Suma-Raras-Jati adalah segitiga tokoh
utama cerita dengan keterkaitan rumit. Bagaimana masing-masing tokoh
diceritakan dan pembentukan karakter mereka seiring perjalanan menemukan Puspa
Karsa melarutkan kita dalam cerita.
Dari
keseluruhan cerita. Pelajaran yang dapat diambil menurutku yang pertama, rasa
penasaran tidak mudah terpuaskan oleh orang-orang tamak. Ia akan terus haus
sampai akhir hayat. Jadi, berhati-hatilah dengan rasa penasaranmu. Kedua, dalam
semesta ini ada yang sebaiknya tidak kita temukan. Memang sebaiknya dia selalu
jadi misteri. Karena manusia tidak akan pernah siap dengan
kemungkinan-kemungkinan diluar nalarnya.
Oh
dan juga, novel ini banyak menyelipkan nama-nama anggrek langka yang hanya
hidup di Indonesia. Keanekaragaman flora di Indonesia menjadi latar kisah ini,
semakin magis dan indah. Sebagai pesan, jangan sampai flora-fauna yang indah
ini tinggal fotonya saja di buku pelajaran.
Komentar
Posting Komentar