Resensi Novel : MATAHARI - TERE LIYE

RESENSI NOVEL

MATAHARI – TERE LIYE

 



Judul  :  MATAHARI

Penulis : TERE LIYE

Penerbit, Tahun terbit : Gramedia, 2016

Jenis Buku : Fiksi remaja, petualangan

Tebal buku :400 halaman

 

SINOPSIS NOVEL MATAHARI

Namanya Ali, umurnya 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya serta teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.
Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah menjadi seru. Aku bisa menghilang dan Seli bisa mengeluarkan petir. Ali sendiri punya rahasia kecil yaitu bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat yang menakjubkan.


Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, akhirnya dia tahu bahwa persahabatan adalah hal yang paling utama.

~~~***~~~ 

Resensi Novel :

Buku ketiga dari seri BUMI ini menceritakan petualangan tiga sahabat ke klan lain. Klan yang dianggap sebagai dongeng saja. Raib, Ali dan Seli bertualang ke klan Bintang yang ada di dalam perut bumi, melalui lorong-lorong kuno. Tentu saja, ide si jenius Ali yang membuat mereka kembali bertualang ke klan yang belum pernah mereka kunjungi. Eksperimen barunya dengan kapsul terbang dari klan BULAN menghasilkan ILY, sebuah kapsul terbang teknoogi mutakir hasil karya Ali dengan berbagai gabungan teknologi antara klan Bulan dan Matahari.

Petualangan mereka terjadi karena tragedi Ali yang sedang bertanding basket dan amarahnya mulai tersulut, hampir berubah menjadi beruang. Namun tiba-tiba seluruh lapangan basket indoor yang sebelumnya terang benderang menjadi gelap gulita dan Ali menghilang. Berlanjut memperkenalkan ILY, temuan Ali tentang klan Bintang dan keinginannya untuk bertualang. Ketiga sahabat  itu akhirnya setuju untuk berangkat bertualang selama liburan semester sekolah. Menuju klan yang tidak ditemukan catatan sejarahnya dari manapun. Sesampainya di sana, ternyata klan Bintang adalah klan yang sangat menyukai segala hal yang simetris. Ruang-ruang dibawah kerak bumi yang menjadi tempat tinggal klan itu, dibentuk sedemikian rupa sehingga simetris, juga gedung-gedungnya dan juga nama-nama dari penghuninya. Bahkan nama ibukota mereka simetris, Zaramaraz. Dibaca terbalik-balik tetap sama.

Lanjutan dari seri BUMI ini sangat menarik dan seru. Aku pertama kali membacanya saat kelas dua SMA. Menemukan novelnya di perpusatakan sekolah di jam kosong kelas, saat itu belum membaca buku pertamanya. Novel MATAHARI lah yang membuatku mengumpulkan semua seri BUMI, hingga sekarang ini. Petualangan remaja ke dunia parelalel. Asyik dan seru.

Saat SMA membaca kisah tiga sahabat ini sangat menyenangkan, ada kesan keterkaitan antara aku dan dunia yang dibentuk Tere Liye dalam seri BUMI. Mungkin karena tokoh-tokoh utamanya seumuran. Jadi, semua petualangan semakin seru untuk diimajinasikan. MATAHARI membius pembacanya dengan ketegangan-ketegangan tidak terduga. Ada banyak kejutan dala seri BUMI selama aku membaca, termasuk MATAHARI. Tere Liye sangat pintar mengeluarkan kejutan dan sedikit twist di saat yang tepat.

Membayangkan sebagai anak SMA yang bertualang ke dunia parallel tak dikenal, tak ada catatan sejarahnya, tak tahu apakah di sana akan aman, bersama sahabat-sahabat dan masuk jauh ke perut bumi. Bisa dibayangkan seberapa banyak kemungkinan terbentuk dari petualangan mereka. Raib, Ali, dan Seli selalu kompak menghadapi berbagai kejutan dari petualangan mereka. Seperti saat mereka bertemu ular sangat besar yang menjaga pintu masuk lorong-lorong kuno menuju klan Bintang. Dengan kekuatan masing-masing, mereka bahu-membahu mengalahkan ular itu. Raib semakin mahir dengan kekuatan menghilang dan menyembuhkannya, bahkan ia bisa menyalurkan kekuatan pada Seli untuk membantunya mengerahkan petir. Seli semakin jago untuk melakukan telekinetic dan Ali dengan otak cerdasnya bisa membuat ekstraksi DNA dari Raib dan Seli untuk mempunyai gabungan kekuatan dua sahabatnya.

MATAHARI adalah sebuah jembatan kisah yang cukup detail untuk berlanjut ke novel BINTANG. Sebuah konflik kecil ditinggalkan di bab terakhir novel mengenai pasak-pasak bumi. Sebuah perang besar antar klan akan dimulai. Kerumitan konflik antar klan digambarkan semakin meningkat di novel ini. Ada tokoh-tokoh yang nanti akan sangat berpengaruh pada kisah-kisah selanjutnya.

MATAHARI adalah novel yang berbeda begitu aku membacanya untuk kedua kalinya di umur sekarang. Sudah di usia mahasiswa, membaca kisah remaja petualang memang menyenangkan. Mengenang banyak hal saat remaja rasanya. Rasa petualangan dan keseruannya tidak hilang walau kubaca dua kali. Karya Tere Liye dalam seri BUMI tidak pernah mengecewakan untuk dibaca.

 


Komentar

Postingan Populer