3 Tahun Terakhir Ini

Sudah lama tidak menjenguk blog sendiri. Kangen rasanya menumpahkan cerita receh hidup yang bukan siapa-siapa ini.

Tiga tahun terakhir, sejak 2019 akhir. Ada begitu banyak hal terjadi. Duka yang datang silih berganti. Beruntun dan bahkan seperti tak sempat diberi nafas sejenak untuk memahami yang dirasakan.

Memahami bahwa kehilangan dan melepaskan itu seberat apa. Rasa shock ditinggal orang terdekat untuk selama-lamanya dan terbayang-bayang orangnya seolah masih ada. Harus pura-pura kuat dan melanjutkan hidup, sebisa mungkin menjaga kewarasan. Saat mama sendiri begitu banyak menangis dan diri sendiri memilih menangis diam-diam. Agar bisa menguatkan mama.

Berikutnya, terseok-seok menulis proposal skripsi. 4x ditolak judulnya, dicaci proposalnya saat sudah diterima, kesana kemari mencari data dan masih sesekali berhenti menulis lanjutan skripsi karena sesak konflik di rumah.

Menjadi asing di rumah sendiri. Diasingkan oleh orang yang dianggap paling penting dihidup ini. Tidak melakukan apapun namun disalah-salahkan. Hanya ingin ketenangan agar bisa menulis bab-bab selanjutnya. Tapi apa? Cuma riuh tidak jelas.

Rumit.

 Sampai pada titik menyadari. Bukan diri ini yang diasingkan. Tapi dari awal, aku belum kenal sosok asli*nya*. Versi diriku yang dewasa baru bisa memilah secara logis, mana yang bagian dari trauma dan mana yang benar-benar amarah, mana yang bagian dari keegoisan*nya* serta mana yang refleksi stress pada orang lain. Mana kalimat-kalimat yang murni kritik logis dan mana yang berniat memojokkan agar yang rasa bersalah ganti ke diri ini. 

Aku hanya baru disadarkan saja, kenyataan gejolak emosi orang dewasa serumit itu. Bahwa ada bukti nyata, trauma berkepanjangan dan tidak diobati pada seseorang itu bagaimana. Diperlihatkan, bagaimana orang yang sebenarnya butuh pertolongan, butuh terapi, butuh memaafkan diri sendiri serta banyak kejadian di masa lampau*nya*, tapi tidak mau mengakui semua itu dan memilih denial lalu memalingkan diri. Melanjutkan hidup dan begitu saja meninggalkan lukanya. Lalu tanpa sadar, melukai yang lain. Melukai ku.

Aku hanya baru saja dihadapkan kenyataan, sebuah hidup manusia dewasa dengan fakta-fakta berbagai rasa. Pahit, manis, asin, kecut, hingga getir.

Rumit.

Tapi,

Pada akhirnya semua memang harus dihadapi. Sesakit apapun kenyataanya, berapapun air mata, darah dan keringat yang dikeluarkan. Helaan nafas berat yang berkali-kali dihembuskan. Dihadapi saja, toh kalau saatnya sudah titik (.), saatnya sudah berhenti. Total. setidaknya sudah mencoba berusaha. 

Supaya tidak ada penyesalan-penyesalan konyol di belakang. Nekad nyoba banyak hal baru, menerobos batasan diri, membuka potensi baru, nemuin hal baru yang disukai, hingga membuka koneksi dengan kenalan baru. Semuanya, semua itu. Aku nggak rela ngelepas dan ninggalin perjuanganku untuk bisa sampai di titik ini. Sekarang ini. Meskipun nggak seberapa. 

Berusaha saja, dicoba saja, belajar pelan-pelan, berhenti sejenak tak apa. Sampai saatnya nanti memang waktunya berhenti total.


Terima kasih pada banyak kegiatan menulis yang akhirnya ku coba, sebagai bentuk obat untukku. Terima kasih pada kegiatan relawan bidang literasi, yang telah menerimaku sebagai relawan, menawarkan posisi diberbagai bidang, mengizinkanku coba dan belajar hal baru, terima kasih banyak atas semua kesempatannya. Semua itu sangat berarti. Sangat, sangat berarti buatku.

Baru 2 buku antologi cerpen. Tapi sudah sangat berarti buatku. Menjadi alasanku untuk terus bertahan, agar suatu saat aku bisa menulis sendiri bukuku. Nama penaku. Di satu buku. Diterbitkan dan dibaca orang lain. Suatu saat nanti. Amiin.


Bertahanlah...

Untuk hal-hal kecil saja tak apa...

Bertahan demi indomie telur kornet selepas penatny seharian

Demi es krim rasa favorit untuk mendinginkan kepala

Demi makanan-minuman lezat kesukaan...

Atau demi franchise film favorit yang belum rilis dan penasaran untuk ditonton

Atau demi update idol kpop kesukaan...

Demi cita-cita berharga yang disimpan sendiri...

Bertahan saja. Berhenti sebentar tak apa.

Sampai nanti memang saatnya.


[26-05-2022, diumur 22 tahun, asds]

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer