Resensi Novel | Girl Meets Boy - Winna Efendi

Resensi Novel
Judul buku : Girl Meets Boy
Penulis : Winna Efendi
Penerbit, Tahun terbit : Gagas Media, 2016
Jenis Buku : Fiksi- Novel
Tebal buku : 392 halaman



            Dear Ava
            Saat kamu menerima surat ini, mungkin aku udah nggak ada disini. Mungin aku udah jadi murid senior di Alistaire. Mungkin aku akan ada di lingkungan baru. Atau, mungkin aku aka nada pertunjukkan  Annie dan tiketnya terjual habis dalam lima menit (boleh dong, ngarep). Who knows? J itulah hebarnya dunia, selalu penuh dengan kesempatan nggak terduga.
            Satu hal yang mesti kau ingat, kita punya janji untuk saling menemukan bkankah begitu?
            Love,
            Rae

Dear Kai,
And then I said, “Kai, aku sayang kamu.”
Kamu mnatapku, lalu megusp rambutku lebut. Ini adalah kali ertama aku menucapkannya kepda siapapun. Kamu nggak mengatakannya balik. Dan, kurasa, sejak awal aku udah tahu.
Aku tahu tindakan kamu barusan adalah ucapan i-love-you terbaik yang mungkin bisa kudapatkan, but ot’s okay, because I love you.
And unlike you, I’m not afraid of saying itkal
Love,
Rae
~~**~~
Novel ini bercerita tentang kehilangan dan tentang menemukan. Tentang mimpi, tentang keluarga, tentang persahabatan, juga tentang memaafkan diri sendiri. Lewatnya, saya ingin berkisah perihal momen-momen yang sudah seharusnya berlalu dan dilepaskan. Karena setiap hal indah pada waktunya.
Semoga kamu menyukai sepotong kisah ini dan mendengar musik yang bermain di baliknya.

~~~~~~******~~~~~~
            Well. Setidaknya itulah yang tertulis dalam sinopsis novel ini. Novel Winna Efendi pertama yang aku baca. Yup, aku tertarik dengan ovel ini, karena melihat (kurang lebih awal tahun 2016, kalau tidak salah) di facebook Gagas Media, dimana ada voting untuk cover novel ini. Nggak nyangka ternyata covernya putih-putih sendu. Kalau menurutku, dari covernya udah sendu-sendu. Tapi, seperti kata pepatah : “Don’t judge book by it’s cover”. Tetap beli aja. Sinopsis yang simple, tidak aneh-aneh, sekaligus bikin penasaran.
            Begitu baca novel ini, bau-bau musik, nada-nada indah, tergambarkan dengan jelas. Ala musik, menyanyi, sekolah music, serba musik. Kalau baca inni, seperti dibawa ke kehidupa para pemusik yang berbakat, haus akan nada-nada dan melodi-melodi indah.
            Ada Ava dan Rae Tirtadirga, kakak-adik yang hidup di keluarga yang kental dengan musik. Sang kakakRae, adalah gadis berbakat, pintar nyanyi,, juara kelas, cerdas, dan cantik. Semua orang menyukai Rae. Dia bermimpi melanjutkan pendidikan di Juilliard, sekolah seni ternama. Kalau Ava, dia gadis yang bertolak belakang dari Rae. Walau mereka berdua sama-sama memiliki bakat musik, tapi Ava masih belum bisa menemukan jati dirinya dalam musik. Ada Kai, cowok popular, bintangnya Alistaire. Dan beberapa tokoh lain yang membubui novel ini.
            Secara garis besar, ceritanya penuh kejutan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Well, favorit saya adalah teman-teman Ava di The Manic Misfits. Ini semacam band indie sekolah Alistaireuuntuk jadi ajang pentas di akhir tahun. Orang-orang di band ini seru, beda-beda karakternya. Paling suka si Arabel(bukan Anabell, ok?), cewek unik, yang digambarkan berdandan gothic. Persahabatan Ava yang merupakan anak baru di Alistaire bisa terjalin kat dengan anggota The Manic Misfits, saling mengisi, kuat, dan seru.
            Secara keseluruhan, novel ini keren. Seru, cocok buat dibaca sambil ngopi di suasana yang digin-dingin gerimis. Ditemani aroma petrichor yang membangkitkan memori.

            Walau sebenarnya aku rada nggak paham sama istilah-istilah musik di ovel ini, nggak egitu mudeng secara aku lebih peka ke bahasa dan seni rupa dari pada peka nada (saya baca not balok aja bingung wakakaka). But, I still like this novel. 7 dari 1 bintang, semoga bermanfaat!!

Komentar

Postingan Populer