Benarkah Orang Tersesat Selalu Berjalan Melingkar?



       Banyak dari kita yang mengalami peristiwa semacam tersesat seperti ini. Kita melangkah mencari jalan ke suatu rumah, namun selalu kembali ke jalan yang sama. Atau saat kita mencari toilet saat di mal. Saat mengikuti petunjuk arah di dinding, tetapi bukannya menuju ke toilet kita malah melingkar ke tempat semula.
       Mengapa kita cenderung berjalan melingkar saat tersesat? Hingga orang-orang selalu menyimpulkan bahwa orang yang tersesat akan selalu berjalan melingkar. Benarkah itu?
       Untuk membuktikan hal itu, sekelompok peneliti dari Max Planck Institute di Tubingen, Jerman, melakukan riset unutk membuktikan apa yang terjadi sbeenarnya pada orang yang tersesat. Mereka melakukan riset itu dengan menggunakan GPS untuk melacak relawan  yang melakukan perjalanan di padang pasir Sahara di Tunisisa dam hutan Bienwald.
       Berdasarkan ridet itu, para peneliti menemukan para relawan dapat berjalan lurus saat matahari atau bulan terlihat. Dan ketika matahari atau bulan tertutup awan, para relawan itu tanpa sadar bergerak memutar.Dr. Jan Souman, yang memimpin perjalanan menyatakan bahwa, mitos untuk orang tersesat akan berjalan memutar itu memang benar.
       “Tanpa ada petujuk, kita akan cenderung berjalan memutar,” ujar Dr. Jan Souman/ “Orang-orang tidak dapat berjalan jika tidak memiliki petunjuk yang jelas, seperti sebuah gunung atau menara di kejauhan, atau matahari dan bulan di langit dan seringnya kita akan cenderung berjalan melingkar.”
       Pada penelitian awal, para relawan yang terlibat dalam riset berjalan dengan mata terbuka. Untuk menegaskan kesimpulan, sekali lagi para relawan dilepaskan di tempat yang sama namun dalam keadaan mata tertutup. Dan hasilnya adalah, orang-ornag itu cenderung berjalan melingkar, bukan dalam garis lurus.
       Memang kenyataan itu dapat terjadi? Salah satu alasan utama yang paling memungkinkan adalah karena salah satu kaki rata-rata orang lebih panjang atau lebih kuat, yang meningkatkan ketidakpastian utnuk berjalan lurus. Dr. Jan Souman menyatakan
“Sebuah kesalahan acak di berbagai tanda imdrawi yang menyediakan informasi mengenai arah berjalan bertambah setiap saat, dan itu membuat pikiran orang mengenai berjalan lurus menjadi kabur serta menjauh dari pendangan lurus sebenarnya.”
       Pepatah lama ternyata masih berlaku sampai sekarang. Malu bertanya, sesat dijalan.


Komentar

Postingan Populer